Kamis, 19 November 2009

"JANGAN MENGANGGAP DIRI BERSIH" Oleh: Joko Suharto

Jangan Menganggap Diri Bersih...

“Hanya kepada-Mu aku menyembah dan hanya kepada-Mu aku memohon pertolongan. Tunjukkanlah kepadaku jalan yang lurus. (Yaitu) jalannya orang-orang yang Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan jalannya orang-orang yang Engkau murkai dan bukan jalannya orang-orang yang sesat”.(QS.Al-Fatihah: 5-7)

Dalam agama Islam terdapat kewajiban dan ajaran yang menuntun penganutnya untuk dapat meraih kebahagiaan hidup, dan salah satu tuntunannya adalah dengan adanya kewajiban bagi para penganutnya untuk mendirikan ibadah sholat.

Setiap muslim akan mengerjakan ibadah sholat, baik melaksanakan sholat yang wajib maupun sholat yang sunnah. Sedangkan salah satu persyaratan sah-nya sholat adalah membaca Surah Al-Fatihah, yang mana di dalam surah tersebut terdapat permohonan untuk memperoleh petunjuk jalan yang lurus. Berarti meskipun seseorang telah berikrar dengan membaca dua kalimat shahadat dan sudah termasuk sebagai muslim maupun telah pula mengaku sebagai mu’min, namun tetap saja orang tersebut setiap hari harus memohon petunjuk jalan yang lurus secara berulang-ulang, paling tidak tujuh belas kali dalam sehari ia harus mengucapkannya, yaitu di saat dia mengerjakan sholat. Apakah yang dimaksud dengan jalan yang lurus itu?, dan mengapa kita harus berulang-ulang kali memohon petunjuk jalan yang lurus?.

Seseorang yang telah memperoleh Rahmat menjadi seorang muslim, yang berarti dia telah memperoleh petunjuk jalan yang lurus, tetapi ternyata orang tersebut belum tentu hidupnya selalu berada di jalan yang lurus. Hal itu mungkin terjadi karena seseorang yang meskipun telah menjadi muslim belum tentu dia telah mu’min, dan meski ia telah mu’min belum tentu pula dia telah ihsan. Qolbu manusia memang sering berubah-ubah bagaikan bunga rumput yang terombang ambing tertiup angin, sekali waktu sadar, di lain waktu dia pun melanggar ketentuan, dan memang iman seseorang itu bisa tebal dan kadang bisa tipis.

Pelanggaran dan kesesatan manusia terhadap ajaran agama akan mudah terjadi antara lain disebabkan oleh faktor dorongan hawa nafsu atau faktor egoisme dan kesombongan, seperti halnya egoisme golongan atau aliran agama yang muncul di dalam Islam dimana masing-masing golongan akan menyatakan dirinya sebagai golongan yang paling benar.

”... dan dirikanlah sholat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang menyekutukan. (Yaitu) orang-orang yang memecah belah agama mereka menjadi beberapa golongan. Tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada di sisi mereka”.(QS. Ar Rum: 31-32).

Sabda Rosulullah, ”... Umat ini akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga kelompok. Semuanya masuk neraka, kecuali hanya satu, yaitu kelompok jamaah kaum muslim”.(HR. Imam Ahmad).

Yang dimaksud Jamaah kaum muslim yang disebutkan di dalam hadits tersebut di atas tentunya sesuai dengan apa yang telah diisyaratkan oleh Allah SWT, ”Masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku”.(QS. Al Fajr: 29-30). Jadi jamaah kaum muslim yang dimaksud adalah jamaah hamba-hamba Allah, yaitu yang sebenar-benarnya hamba Allah, hambanya kesucian dan kebenaran.

Pada saat ini telah terdapat banyak golongan atau kelompok aliran dalam Islam, dimana setiap kelompok akan menyatakan sebagai jamaah muslim yang paling benar, dan merekapun membanggakan kelompoknya masing-masing, padahal sikap membanggakan diri itu merupakan suatu bentuk dari sikap Iblis. Memang sangat halus godaan syaitan yang menyesatkan, sesuatu yang dikira benar dan baik oleh pikiran manusia belum tentu merupakan sesuatu yang memang benar dan baik dalam hukum Allah.

”Tidakkah kamu memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih?. Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak dianiaya sedikitpun”.(QS.An Nisaa’:49).

Jadi sebenarnya seseorang tidak berhak untuk menganggap dirinya sebagai orang yang telah ”bersih” atau menyatakan diri sebagai golongan orang yang benar, karena yang berhak menentukan ”bersih” atau tidaknya seseorang hanyalah Allah Yang Maha Hakim.

Jadi, yang bagaimanakah sebenarnya jalan yang lurus itu?.